Hallo, ini secoret kisah hidup saya. Biasanya sih, rata-rata, sebagian besar dan kebanyakan adalah nyata. Hebat anda bisa menemukan blog saya, karena saya ini orangnya tertutup dan tidak terlalu terkenal, tapi bisa menjadi menyenangkan kalau sudah kenal dekat. My life my blog my story. Welcome and happy reading!! Enjoy it!! ~(˘⌣˘~) (~˘⌣˘)~
Twitter : @vaneshamrd

Rabu, 28 Maret 2012

sorry for everything

Buat semua yang pernah hadir dihidup aku,

Aku tau, mungkin kalian gak pernah bisa ngeliat aku. Mencoba masuk dan menelusuri hidup aku aja mungkin kalian ogah. Bertemu dan mengenal aku aja mungkin karna terpaksa, terpaksa karna Tuhan mempertemukan kita. Kalian benci kan sama aku? Gak suka kan? Dan aku yakin diantara kalian semua gak pernah ada yang tulus buat temenan sama aku. Buat dengarin cerita aku. Buat merhatiin setiap detail kehidupan aku. Aku benci kalian ngebenci aku. Aku benci dicampakkan. Aku benci cuman dianggap aja kapan kalian perlu. Aku benci, aku benci, aku benci hidup. Mungkin aku juga sering melakukan hal yang sama. Itu hanya karna aku kecewa. Aku kecewa karna aku dikecewakan. Maaf kalau aku juga ngelakuin hal yang sama buat beberapa orang. Aku cuman mau orang lain juga ngerasain jadi aku. Tapi nyatanya mereka juga tetap bahagia, bahagia dan bahagia. Aku tau hidup gak adil. Orang yang udah senang, pasti akan terus senang dan selalu senang selama hidupnya. Gak pernah gak bahagia. Sekalipun susah pasti banyak yang nolongin. Sedangkan aku, orang yang hidupnya melarat dan kesusahan bakal terus menerus susah dan sedih. Bahagia bentar jatuh lagi. Waktu susah gak pernah ada yang mau nolongin. Aku iri sama hidup orang lain. Mereka dikelilingi teman teman yang tulus, keluarga yang sayang mereka, sampai orang orang yang benar menyayangi mereka--pacar dan siapapun yang memberika cinta untuk mereka. Intinya mereka masih punya pegangan ketika mereka jatuh. Orang yang bahagia itu, bahagia karna mendapat perlakuan tulus, bukan yang sekedar sesaat, sementara, lalu hilang. Aku sebenarnya capek akting bahagia gini. Tapi kalau nggak kayak gini caranya, gak bakal ada yang mau hidup didunia aku. Dan gak ada satupun yang tau, kalau aku jatuh juga karna mereka. Sedih juga karna mereka. Seandainya aku gak mengenal mereka, apa aku akan bahagia sempurna? Aku rasa enggak, mereka datang nggak cuman bawa kesusahan--walau mereka gak tau, tapi mereka juga bawa kesenangan--walau sesaat dan aku ditinggalkan-lagi. Aku benci sesuatu yang diulang ulang. Kesannya basi, aku bosan. Bosan hidup seperti ini. Kapan aku bisa diterima tanpa harus pura pura bahagia? Kapan aku bisa diterima sebagai orang yang benar benar bahagia. Oke, kalau aku bilang aku ngepost ini sambil ketawa pasti gak bakal ada yang percayakan? Aku sedih harus membuka sisi lemah aku. Aku cuman bisa mengutarakannya lewat tulisan. Karna walaupun aku ngomong ke mereka, aku jamin gak bakal ada yang dengar, dan bikin aku semakin lemah dan akan dijauhi. Aku tau mereka gak pernah tulus hadir dihidup aku. Dan aku tau akhirnya mereka akan pergi dari hidup aku atau aku yang akan pergi. Aku udah benci berpura pura. Andai ada yang baca postingan aku kali ini, pasti bakal langsung nyeritain ke yang lain dan mereka hanya akan bereaksi sok gak percaya, terus memperlakukan aku sok tulus, dan diam diam pergi meninggalkan aku--lagi.

Kapan aku bisa bahagia? Pergi dari kalian tanpa harus aku yang terluka dan hampa? Tapi sebaliknya kalian yang merasakannya. Kapan ada yang peduli sama aku sekalipun aku hanya akting nangis? Kapan ada yang mempercayai aku sekalipun aku bohong? Dan kapan ada yang mau mendengar cerita aku sekalipun itu khayalan?

Aku-mau-bahagia-mulai-sekarang-besok-nanti-dan-selamanya-biarlah-dulu-aku-hidup-dalam-kesedihan-pengkhianatan-dan-kekecewaan.

Aku rasa segini cukup, walau sebenarnya masih banyak, tapi masih bisa aku simpan sendiri. Aku cuman perlu penguat dan penyemangat untuk aku berdiri sambil tertawa kayak aku masih kecil dulu dan melihat senyum tulus di wajah orang orang yang juga tulus sama aku. Maaf kalau aku udah ngelakuin banyak salah dan cuman bikin susah dengan hadirnya aku dihidup aku. Aku sekarang sadar, seharusnya tempat aku bukan berada didekat kalian. Maaf buat semua yang udah aku repotin dan atas semua kelakuan aku selama kalian kenal aku. Hehe.

Terakhir,

Aku ingin hidup bahagia ya Allah o:))

Senin, 26 Maret 2012

Nothings Gonna Change My Love For You-Westlife

If I had to life my live without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever oh so cleary
I might have been in love before
But it never felt this strong

Our dreams are young and we both know
Hold me now touch me now
I don't want to live without you

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
One things you can be sure of
I never ask for more than your love

Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my life for you

If the road ahead is not so easy
Our love will lead the way for us like a guiding star
I'll be there for you is you should need me
You don't have to change a thing
I love you just the way you are

So come with me and share this view
I'll help you see forever too
Hold me now touch me now
I dont't want to live without you

Minggu, 25 Maret 2012

Cinta Tak Bersyarat-Element

Tak ada sedikitpun sesalku
Tak bertahan dengan setiaku
Walau di akhir jalan
Ku harus melepaskan dirimu

Ternyata tak mampu kau melupa
Dalamnya cintaku yang hebat
Hingga ada alasan bagimu 
Tuk tinggalkan setiamu

Demi nama cinta
Telah ku persembahkan hatiku hanya untukmu
Tlah ku jaga kejujuran dalam setiap nafasku
Karena demi cinta
Telah kurelakan kecewaku atas ingkarmu
Sebab ku mengerti cinta itu tak mesti memiliki

Andai saja bisa kau pahami
Layaknya arti kasih sejati
Karna cinta yang sungguh
Tiada akan pernah mungkin bersyarat

Ternyata tak mampu kau melupa
Dalamnya cintaku yang hebat

Masih (Sahabatku Kekasihku)-Ada Band

Rasa cinta yang dulu tlah hilang
Kini berseri kembali
Tlah kau coba lupakan dirinya
Hapus cerita lalu dan lihatlah
Dirimu bagai bunga di musim semi
Yang tersenyum menatap indahnya dunia
Yang seiring menyambut jawaban segala gundahmu

Walau badai menghadang
Ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
Berdua kita lewati jalan yang berliku tajam

Setiap waktu wajahmu yang lugu
Selalu bayangi langkahku
Telah lama kunanti dirimu
Tempat ku kan berlabuh cahya hatiku
Yakinlah kekal abadi selamanya
Seperti bintang yang sinarnya terangi 
Seluruh ruang di jiwa membawa kedamaian
 
Walau badai menghadang
Ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
Berdua kita lewati jalan yang berliku tajam
Resah yang kau rasakan
Kan jadi bagian hidupku bersamamu
Letakkanlah segala lara di pundakku ini

between dream and life

Dia berteriak namun tak ada yang mendengar, dia berlari namun tak ada yang menghentikan, dia melihat sekelilingnya namun tak ada yang bisa ia lihat, dia menangis tapi tak ada yang menyadari. Tak ada satu orangpun yang mencoba untuk menoleh, melihatnya walau sesaat. Ia putus asa, ia tersandung kerikil dan ia jatuh. Ia sadar, hanya kerikil itu yang menghentikannya, bukan orang orang yang diharapkannya. Ia berbaring diatas rumput basah, sisa air hujan yang jatuh sewaktu ia berlari tadi. Bayangan  putih menyilaukannya, ia ingin mengangkat kepala dan melihatnya, namun ia takut kecewa. Hatinya tak ingin melihat siapapun lagi, hatinya lelah kecewa. Tapi ia ingin tau, siapa itu. Sosok itu hadir, berjongkok dihadapannya, memasang senyum terindahnya, lalu berdiri, dan meninggalkannya sendiri lagi. Hatinya benar, hatinya telah kecewa lagi.

Ia terbangun dari mimpi gelapnya kembali ke dunia gelapnya, mimpi dan kehidupan nyatanya tidaklah jauh berbeda. Tidak dilihat, tidak didengar, tidak diperdulikan, dan ditinggalkan. Datang nyata, pergi semu. Seakan tidak seharusnya ia menikmati semua ini. Ia selalu berharap tidak seharusnya dia mengenal berbagai sifat orang didunia ini. Ini hanya terus membuatnya kecewa, ia bosan bertemu sekian ribu orang munafik dan pembohong. Nggak ada satupun manusia yang ia kenal yang benar benar membuatnya bahagia dan tidak meninggalkannya. Tidak ada satupun manusia yang benar benar betah berada disampingnya, menemaninya, mendengar cerita dan khayalan khayalannya. Mereka mudah bosan dengan semua cerita dan khayalannya. Dan ia tau, mereka seperti itu karna mereka tidak pernah bisa menerima kehadirannya dengan baik.

Dia berjalan dikehidupan nyatanya, dengan seribu warna pelangi difikirannya, membuatnya sejenak tersenyum terus menerus. Mereka datang--manusia manusia munafik dikehidupannya. Pelangi tadi berganti dengan awan hitam disertai kilat dan guntur yang silih berganti bergemuruh difikirannya, kini merambat ke tubuh hingga hatinya. Ia tau, hidup hanyalah drama indah yang menyedihkan. Dan ia pun tersenyum, mencoba terlihat bahwa ia senang berada dilingkungan itu. Beberapa saat mereka bersama, dia hanya diam, sesekali menjadi bahan ejekan manusia manusia munafik itu. Ia ikut tertawa, walau sebenarnya terluka. Ia benci direndahkan seperti itu. Sesaat mereka pergi, meninggalkannya sendiri. Awan hitam tadi lalu menumpahkan isinya, membuat basah fikirannya. Ia menangis, ia terlalu sering dipermainkan seperti ini. Ia lelah. Tangisnya reda, namun kilat difikirannya terus menyambar. Seakan menyadarkannya bahwa sesuatu buruk sebentar lagi akan terjadi. 

Benar saja, ia bertemu manusia munafik lainnya. Manusia itu menceritakan semua hal yang saat itu belum siap ia dengar. Rasanya ia ingin marah, digambarkan dengan guntur yang terus menerus menguasai fikirannya. Ia ingin meninju orang dihadapannya itu yang sudah bicara seenak mulutnya saja, tidak tau apakah ia akan terluka mendengarnya atau tidak. Manusia munafik itu tidak tau, karna ia tidak pernah benar benar mengenal dirinya. Ia tetap tersenyum, mencoba terlihat bahagia, walau yang dikatakan manusia itu benar benar menurunkan mentalnya. Ia ikut tertawa dibalik apapun masalahnya, ia senang menertawakan hidupnya. Terlihat seakan tidak pernah ada masalah.

Ia kembali ke rumahnya, berbaring ditempat tidurnya, berharap malam ini ia bisa masuk ke mimpi hitamnya. Mimpi gelap yang tak pernah ada satu orangpun yang tertarik untuk mencoba melihatnya. Disini ia tidak perlu berpura-pura. Disini ia bisa menangis sepuas yang ia suka. Sepuasnya bahkan mungkin selamanya. Dan satu yang terpenting, disini ia takkan bertemu manusia manusia munafik itu. Manusia yang selalu terlihat memaksanya untuk tersenyum, karena mereka tidak pernah mengetahui bahwa sebenarnya dia rapuh dan tidak sebahagia saat mereka memaksanya untuk tersenyum dan tertawa.

The Other Face

Sadar atau enggak, kadang kita semua didunia ini punya muka lebih dari satu, punya kepribadian lebih dari satu, atau kata lain yaitu munafik. Kadang apa yang kita katakan kepada orang lain itu, hanya untuk sekedar menegaskan bahwa kita baik baik saja, bahwa kita bisa tetap tersenyum dan tertawa seperti biasa. Jangankan munafik kepada orang lain, dengan diri sendiri aja kadang kita bisa munafik juga. Kita susah untuk menerima kenyataan, itulah mengapa kita terus berbohong dan berpura pura bahagia, walau sebenarnya jiwa kita yang asli nggak pernah sebahagia yang terlihat.
Oke kali ini aku mau ngepost beberapa situasi yang memungkinkan kita untuk kembali berpura pura untuk menutupi kelemahan diri sendiri. Membohongi diri sendiri. Munafik itu tumbuh dari diri kita sendiri, setelah itu kita akan munafik juga terhadap orang lain.

Jika dikehidupuan ini kita harus membuat permintaan, nggak bohong pasti kan kita bakal minta sebanyak banyaknya. Tapi logika kalian pasti mikir nggak mungkin semua itu bakal ada. Jadi kita buatlah permintaan yang sesederhana mungkin, tanpa kalian ketahui bahwa sebenarnya semua permintaan kalian bisa saja terwujud, hanya sedikit demi sedikit, walau tak terlihat tapi pasti terwujud.

Apa kalian nggak capek terus membohongi diri kalian sendiri? Seperti saat kalian sedih ataupun sedang rapuh, dan tak ada satupun teman atau keluarga kalian yang menyadari itu, maka kalian akan mengatakan kalian baik baik saja, tertawa senormal mungkin walau kalian kecewa dan kalian sadar bahwa ternyata nggak ada yang memperhatikan kalian. Tapi kalian tetap melihat kebaikan dari teman atau keluarga kalian, hingga itu yang membuat kalian tetap betah walau terkesan terpaksa berada disekitar orang yang terus mengecewakan kalian.

Memaafkan seseorang dengan beribu kesalahan yang sama dan terus diulangi hingga sekalipun kalian jenuh melayaninya, mereka tetap tidak sadar. Kalian terus memaafkan, memberi kesempatan, walau hati kalian brontak untuk melakukan itu lagi untuk kesekian kali. Bosan, jenuh. Dan kalian merasa sebenarnya itu tidaklah penting penting sekali. Tapi kalian tetap melakukan itu, memaafkan, menerima mereka kembali, bersama sama lagi, seakan tidak pernah ada sedikit pun kesalahan disitu. Hanya karna satu alasan. Hanya karna kalian nggak mau mereka pergi dari hidup mereka, kalian terus membohongi diri kalian sendiri, walau sebenarnya kalian nggak mau, tapi kalian harus melakukannya.

Disamping itu, masalah percintaan. Antara mengalah dan sakit hati itu beda tipis. Misalnya, kebanyakan dua orang yang sudah bersahabat, tiba tiba salah satu dari mereka jatuh cinta pada seorang cowok. Saat cowok itu dikenalkannya dengan sahabat baiknya, cowok itu malah suka dengan sahabatnya--bukan dia, dan parahnya sahabatnya itu malah juga suka sama cowok itu. Oke, ini sulit. Dia sudah tau semua ini sejak dia melihat tatapan lain dari cowok itu ke arah sahabatnya. Ia bertahan, ia tau ia takkan mungkin bisa memiliki cowok itu. Ia memilih pergi, menjauh dari hidup cowok itu dan membiarkan cowok itu menjalin pertemanan yang mungkin akan berlanjut menjadi sebuah hubungan pacaran. Ia cemburu, tetapi ia mengatakan bahwa ia baik baik saja, ia bahagia apabila mereka berdua bahagia--terkesan basi untuk diungkapkan apabila kalian masih berakting dengan kata kata barusan. Ia sudah mempersiapkan diri apabila mereka berdua akan jadian suatu hari nanti. Ketakutan kini menghampirinya, apakah nanti malah sahabatnya itu yang akan berbalik membencinya? Menjauhinya? Hanya karna sahabatnya itu tau bahwa ia--sampai kapanpun akan tetap mencintai cowok itu. Ia takut, maka ia terus mendekatkan diri kepada sahabatnya, terus merapatkan jarak diantara mereka. Walau terkadang sahabatnya pergi begitu saja ketika ia akan merangkulnya, menggandeng teman lain saat ia akan memegang tangannya, dan membuang muka saat ia memberikan senyum--mencoba menjadi tulus. Ia tetap tidak diterima. Ia merasa bodoh, harusnya sahabatnya itulah yang melakukan hal bodoh semacam ini, dan harusnya ialah yang mencoba jual mahal seperti itu. Harusnya sahabatnya itu sadar, siapa yang duluan. Harusnya ia menyesal telah mempertemukan mereka berdua. Harusnya..harusnya...harusnya.. Ya seharusnya ia tidak perlu repot repot seperti ini.. Toh bila akhirnya mereka harus bermusuhan juga, ya sudah tinggal bermusuhan saja. Tetapi dia tidaklah sehina itu. Ia tidak ingin persahabatannya hancur hanya karna seorang cowok yang jelas jelas tidak mungkin memilih dirinya. Ia berbohong bahwa ia mengatakan itu. Sejujurnya ia ingin memiliki cowok itu tanpa harus mengenal sahabatnya lagi. Tapi apa? Ini kenyataan, ia harus menjalaninya. Lagi lagi ia berbohong, berpura pura. Hanya karna satu tujuan, ia menginginkan semua hal ini seharusnya tidak usah terjadi. Ia terus berusaha, mengumpulkan kepingan kepingan yang terbawa angin itu, agar tidak pergi dari hidupnya, walaupun kepingan itu tajam dan hanya akan melukai tangannya jika ia memegangnya--sama seperti hatinya..

Egois untuk mempertahankan kadang lebih besar dari egosi untuk mendapatkan. Ia hanya ingin orang yang mencintainya, tetap mencintainya sampai kapanpun, walau ia tau ia takkan pernah bisa mencintai orang itu, karna satu alasan--sahabatnya. Setiap masalah percintaannnya hanya dikendalakan oleh satu masalah--yaitu sahabatnya. Berbeda dengan sahabatnya yang setelah mengambil lalu-malah meninggalkan, tapi ia tidak. Ia berusaha merangkul, menguatkan dan berada disamping sahabat yang mungkin telah ia sakiti tanpa pernah diketahuinya. Ia tidak munafik. Ia telah merasakan segala posisi. Takut kehilangan dan ingin memiliki, dilukai dan melukai, mencintai dan dicintai. Ia sudah merasakannya. Nyatanya untuk apalagi ia berbohong? Satu alasan ia tetap berbohong, hanya untuk menjaga perasaan sahabatnya. Jika merelakan pria yang disukai sahabatnya itu adalah hal yang terbaik, maka ia rela untuk tak lagi dicintai.

Cobak deh liat disekeliling kalian, indah bukan? Sesempit apapun dunia yang kalian buat, buktinya dunia yang dibuat Tuhan jauh lebih luas. Hanya kalian saja yang terus membuat dunia terkecil dan tergelap dihidup kalian, menutup mata kalian, dan berharap mati secepatnya dengan alasan--letih hidup. Apa kalian yakin dengan perginya kalian maka masalah akan selesai begitu aja? Coba sekali kali jadi orang yang bertanggungjawab, selesaikan semua masalah yang kalian buat. Nggak ada hal yang lebih indah dari kehidupan. Pelajarilah semua yang terjadi kemaren, hadapilah yang terjadi hari ini, dan bermimpilah untuk hari esok. Karna jika bukan dikehidupan kalian nggak akan pernah bisa belajar mengenang masa lalu, menjalani masa kini, dan bermimpi untuk masa depan.


Oke, mungkin siapapun yang baca poatingan kali ini nggak bakal ngerti sama jalan penulisannya. Namun yang harus kalian ketahui adalah, ini nyata cerita aku--abstrak. Cerita hidup seorang aku yang hobinya berbohong dan berpura pura. Berbohong dengan mengatakan bahwa ia bahagia, bertindak layaknya setiap hari tanpa masalah, dan berpura pura bahwa setiap tindakan yang ia lakukan adalah tanpa penyesalan. Ya aku yang sok tegar walau sebenarnya udah lemah selemah lemahnya. Aku yang masih mencoba berdiri walau udah jatuh sebelum sempat berdiri sempurna. Aku yang terlihat seperti seseorang yang menakutkan tetapi yang harus kalian tau aku adalah seseorang yang lemah, bisa digambarkan lebih lemah dari kalian--yang hidupnya normal. Aku lelah, tapi aku ingin tetap melanjutkan hidup. Berhenti begitu saja sama dengan seperti tidak pernah hidup. Aku hanya ingin menyelesaikan semua ini, setelahnya jika aku akan dipanggil maka aku siap. Siap melihat orang orang yang akan menangisi aku satu hari atau bahkan beberapa jam saja setelah itu langsung terbiasa hidup tanpa aku, membicarakan keburukan aku setiap hari, dan menjalani hari hari seolah olah memang tidak ada yang hilang dari hidup mereka. Aku tau, aku tidaklah begitu penting untuk dihadirkan disini, aku merasa aku hanya membuat susah siapapun yang aku temui dihidup ini. Aku ingin berubah, aku sudah berubah tapi tetap tak diterima, aku lelah berpura pura Tuhan, aku capek. Izinkan aku untuk mengatakan bahwa aku tetap bersyukur kepada-Mu, walaupun aku tau mungkin orang orang yang aku temui mengeluh pernah mengenal dan bertemu denganku.

"Stop being someone else and stop pretend"

Rabu, 21 Maret 2012

Lebih Indah-Adera

Saat ku tenggelam dalam sendu
Waktupun enggan untuk berlalu
Ku berjanji tuk menutup pintu hatiku
Entah untuk siapapun itu

Semakin ku lihat masa lalu
Semakin hatiku tak menentu
Tetapi satu sinar terangi jiwaku
Saat ku melihat senyummu

Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuat ku merasa sempurna
Dan membuatku utuh tuk menjalani hidup
Berdua denganmu
Selama-lamanya kaulah yang terbaik untukku

Kini ku ingin hentikan waktu
Bila kau berada didekatku
Bunga cinta bermekaran dalam jiwaku
Kan ku petik satu untukmu

Kaulah yang terbaik untukku
Ku percayakan seluruh hatiku padamu
Kasihku satu janjiku kaulah yang terakhir bagiku