Untuk yang dekat namun terasa jauh
Untuk yang jauh dan semakin jauh
Untuk yang dekat tapi takut mendekat
Untuk yang jauh ditakutkan tak kembali
"Dia terlalu sibuk dengan dunianya, sampai ia tak tahu--siapa yg selalu ada"
Ya itulah kalimat yg terlontar dari mulut seorang sahabat, Leka.
Ia mempunyai seorang teman cowok, mereka memang baru kenal, namun entah mengapa leka merasa nyaman bila didekat temannya itu, dan merasa kehilangan bila temannya itu tidak ada. Sekalipun ia tahu, temannya itu tak lagi sendiri.
"Kau terlalu sibuk dengan urusanmu", desahnya dalam hati
"Tak pernah memperhatikanku"
"Apa harus aku yg terus menerus memperhatikanmu tanpa mendapat balasan?"
"Leka.."
Suara itu memanggilnya, suara yg amat ia kenal. Leka pura pura tak mendengar, memulai akting "ngambek"nya. Namun, seperti tak berdosa, suara itu memanggilnya terus. Leka berusaha mengindahkannya dan menahan tawanya. Namun kemudian, pemilik suara itu meraih bahunya yang sontak membuat leka kaget dan tertawa, lalu menanggapi panggilan tadi.
"Bantu aku, ini ni gini kan? Blablabla..."
Selalu seperti itu, hanya untuk sebuah bantuan. Hanya untuk bertanya pelajaran, setelahnya kembali leka ke dunianya.
Ia mencoba memanggil temannya itu, berulang kali, namun tak direspon. Ia-sedang-sibuk-dengan-dunianya. Iya, dia sedang sibuk dengan hpnya, jangan harap akan direspon. Lalu temannya tersadar dan mencoba memanggil leka namun leka hanya mengatakan "gak jadi" dan semuanya pun berakhir.
"Jadi sampai kapan mau kayak gini?"
"Sampai kapan mau datang ke aku kalau butuh aja?"
"Sampai kapan gak bisa ada untuk aku?"
"Sampai kapan gak sibuk sama dunia kamu sendiri?"
Pertanyaan itu selalu mengiang ngiang di fikiran leka, selalu setelah ia dicuekin seperti tadi.
"Leka, bantu ini blablablabla"
Dan lagi lagi leka membantunya. Seakan nggak bisa membaca kekesalan leka, temannya itu selalu tidak pernah merasa bersalah.
Namun tak jarang mereka juga saling menertawakan. Seolah membuat "quality time" dimana tidak ada yg sibuk dengan dunia masing masing. Seolah temannya itu menyingkirkan dunianya demi leka. Dan mereka memulai hal hal bodoh yg membuat mereka terlihat bodoh. Kadang diselingi pertengkaran kecil yang membuat leka akting ngambek dan gak bakal dibujuk.
"Dasar jelek!"
"Yalah paling taken, ngejekin org jones, dulu jones juga kok"
"Jones jones jones"
Hal hal bodoh seperti itu, sederhana namun memberikan kesan bagi leka. Namun hal itu terlihat semakin jarang ia rasakan. Semakin mempertebal garis batas mereka. Tidak tampak, namun terasa.
"Aku pengen kamu kayak dulu"
"Kita kayak dulu"
"Senang senang dengan hal bodoh"
"Aku benci kamu yg gak jomblo"
"Karna kamu cuman bisa ngejek aku, dan aku gak bisa ngejek kamu"
"Aku--kangen--kamu"
"Yang gak sibuk sama dunia kamu sendiri"
"Yang lucu"
"Kangen kamu dimana kamu biasanya bikin aku ketawa"
"Nggak kayak sekarang"
"Jujur, aku sekarang sensitif dengan apa yg kamu lakuin"
"Karena semua ini"
"Yang bikin 'kita'"
"Gak bisa sedekat dulu"
Let your friends makes you laugh out loud, before their choose to come in other world and leave you alone with all stupid memories you've did.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar