Dia.... Muhammad Ridho, satu orang yang bikin aku bisa merasakan hal yang sama kayak Ferman. Tapi berbeda, dengan dia gak ada yang berubah. Semua tetap seperti awalnya, malah semakin baik.
Dia gak seperfect Ferman, dan dia lebih kurang dari aku. Kurang tinggi, kurang rapi dan agak mendekati berandalan tetapi berhati hello kitty:3.
Aku awalnya temenan sama dia, akrab, dan dekat. Rasanya senang punya teman kayak dia dengan segala kelemahannya, membuat aku nampak berarti dimata dia dan lebih berguna. Makin lama aku makin kenal siapa dia, dan aku pun suka sama dia-dulu waktu kelas 7. Gak ada yang berubah, 1 bulan, 2 bulan, sampai 3 bulan aku merasa kami hampir menjauh dan canggung buat dekat lagi, karna sering disorakin "ciee ciee" sama teman teman aku. Perlahan, aku takut kejadian yang sama terulang. Oke aku ngalah, aku berhenti suka sama dia, dan berteman seperti biasa. Entah dia yang baik atau emang gak punya perasaan, dia anggap semua itu biasa aja. Oke, akhirnya yang ini gak jadi musuh.
Dikelas 8 kami menjauh. Bukan hubungannya, tapi ini disebabkan lokasi tempat duduk. Kalau dulu dia duduk didepan aku, sekarang mutar kesana, belok sini, belok sana baru sampai. Dan aku menyadari ada yang berubah, aku melihat dia seperti tak tampak. Aku terlalu sibuk menata hati yang kembali dekat duduk dengan Ferman, dan aku sempat mencampakkan dia, dalama rtian tidak melihat dia ada.
Sampai suatu hari, dan bisa dibilang belakangan ini, aku merindukannya. Sosok dia yang dulu sering tertawa bersama aku, tempat aku ceritain tentang Ferman, gali informasi sana sini, walau kadang cemburu kalau dia digosipin pacaran sama cewek lain.
Nah, gitu gitu kan dia juga pernah singgah dihati ini walau cuman 3 bulan. Tiap ada kesempatan, aku pasti nyari topik buat cerita sama dia, sekedar bahas ini itu, ngomong ini itu, ngajarin dia. Pernah waktu tu mau ulangan mtk, aku duduk disamping dia sambil cerita sama Suci-Sayid, tiba tiba dia mintak ngajarin. Oke 15 menit jadilah buat ngelepas rindu. Dari situ aku sadar, kalau sebenarnya yang bisa bikin aku ketawa dan bahagia dari dulu itu ada didekat aku, gak perlu aku cari jauh jauh. Tapi, sekarang ini rasanya pun percuma kalau aku suka lagi sama dia. Aku bosan ngulangin perasaan yang sama, takut nanti malah terjadi yang tidak diinginkan.
Dho, sebenarnya aku kangen kau. aku mau kita kayak dulu, kau, aku, Jevin, dan Azzahra dengan orang orang disekeliling kita yang jadi alasan kita buat ketawa bersama tiap hari.
Actually I miss you, Dho.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar